KOPTI Kabupaten Bogor

photo

Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia atau biasa disingkat KOPTI merupakan sebuah koperasi yang memiliki usaha sebagai penyedia kacang kedelai bagi pengrajin tempe, tahu, dan susu kedelai. Selain itu, KOPTI juga memberikan simpan pinjam bagi anggota koperasi, menyediakan peralatan produksi bagi pengrajin tempe tahu seperti mesin pemecah kedelai dan menyediakan jasa angkutan barang.

KOPTI berdiri pada tahun 1980 yang terletak di Jl. Raya Cilendek no 27, Bogor. KOPTI ada di semua kota di Indonesia. KOPTI mencapai masa emas pada saat masa Orde Baru yang berazaskan kekeluargaan, kerjasama, dan gotong royong, karena sistem KOPTI sangat cocok untuk kondisi masyarakat Indonesia. Pada saat ini jumlah anggota yang terdaftar di seluruh Indonesia adalah 980 pengrajin dimana KOPTI Bogor sendiri mampu menyalurkan 500 ton kedelai/bulan.

DSC00704

KOPTI Kabupaten Bogor juga membangun Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang merupakan pabrik percontohan tempe yang memiliki standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Dalam membangun RTI, KOPTI Kab Bogor bekerjasama dengan Forum Tempe Indonesia dan MercyCorps dan didanai oleh FKS Multiagro, PT. Antam Persero, dan Uni Eropa. RTI melayani 5 provinsi untuk memasok peralatan pembuatan, mulai dari alat perebusan kedelai hingga alat fermentasi tempe dengan nilai proyek Rp 150 juta/pabrik. RTI KOPTI Bogor juga bekerja sama dengan PT. Kalbe Farma untuk membuat bubur tempe kemasan yang dapat berkhasiat mencegah dan mengobati diare untuk balita.

rumah-tempe-indonesia2

Dana tunjangan semasa KOPTI di bawah payung impor dari BULOG sangat banyak, seperti Simpanan Hari Raya, Simpanan Per Tiga Bulan (sesuai cepatnya penebusan), Dana Haji (Dalam interval kurang lebih 1 tahun Hijriyah, KOPTI mengirimkan anggota ke Tanah Suci tiap tahun sebanyak 20 Orang), Dana Diklat Bank untuk dana bantuan pendidikan pengrajin tempe, ada Dana Bantuan Pemukiman.

RUMAH TEMPE INDONESIA

Di Indonesia mungkin hampir setiap hari di dapur Anda tersedia tempe. Makanan olahan kedelai ini sangat mudah dijumpai di Indonesia . Siapa sangka, di dunia tempe merupakan salah satu penganan menyehatkan yang dicari orang. Bagaimanakah tempe yang menyehatkan itu terbentuk? Prosesnya bisa kita lihat saat berkunjung ke Rumah Tempe Indonesia (RTI). KompasTravel pun coba mengunjungi RTI tersebut. RTI bertempat di Jalan Raya Cilendek No.27, Cilendek, Bogor, Jawa Barat. Tidak jauh jika Anda mengunjunginya menggunakan kereta, dari Stasiun Bogor cukup naik angkot 07 disambung 06 tujuan Merdeka-Parung.

Sejak matahari terbit, kesibukan telah melanda bangunan kecil seperti rumah ini. Jangan anggap RTI sebuah gedung besar seperti industri manufaktur. RTI ini merupakan percontohan, bagaimana tempe yang higienis diproduksi dan layak ekspor.

Pagi itu, Rabu (24/5/2017) sejak pukul 06.00 WIB terlihat beberapa orang lengkap dengan apron kuning, pelindung rambut dan masker, keluar masuk RTI yang berada di samping gedung Koperasi Pengusaha Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor. Tak lama, Andri (32), koordinator produksi di RTI ini mengajak saya untuk masuk. Setelah masuk, di ruang depan mulai terlihat banyak etalase yang menyimpan tempe berbagai merek dengan rapi.

Susana pabrik terasa cukup nyaman, jauh dari citra pabrik tempe pada umumnya. Sirkulasi udara yang segar, cahaya pun masuk dari berbagai sudut jendela. Di sinipun tidak terlihat kotor karena selalu dibersihkan, dan pengunjung diminta melepas alas kaki. Kesan yang tersirat dari pabrik tempe terdahulu yang kumuh, menggunakan air sungai, dan prosesnya yang jauh dari higienis sirna. Kedelai diperlakukan sangat rapi di sini, hampir semua proses awal mengalami pencucian yang airnya selalu diganti.

Rumah produksi yang berdiri pada 6 Juni 2012 ini dilengkapi peralatan produksi tempe yang modern, dengan fasilitas ruang yang memadai dan higienis di atas lahan seluas 170 meter persegi. Peralatannya pun diproduksi sendiri olah KOPTI, dan dijual kepada perajin tempe. Di RTI ini Anda bisa melihat proses hulu ke hilir pembuatan tempe. Dari mulai kedelai datang, diendapkan di air bersih hingga pengemasan dan penjualan. Walaupun semua proses itu memakan waktu hingga empat hari, tetapi setiap hari kerja pasti ada proses produksi lanjutan hari sebelumnya.

Setiap harinya di sini memproduksi hingga satu ton kedelai, menjadi puluhan tempe dengan berbagai merek. Beberapa perusahaan atau pasar modern yang memiliki merek sendiri juga memproduksi tempenya di sini. Sedangkan jenis atau kualitasnya pun berbeda, untuk pasar lokal RTI memberi merek Tempe Kita, yang bisa kita dapatkan selain di sini juga di pasar ritel modern menengah keatas. Selain itu ada tempe premium yang dipesan oleh berbagai perusahaan, juga untuk diekspor. Terakhir ada tempe organik, yang dipasarkan khusus bagi resto organik dan komunitas vegetarian.

“Cara pesan di RTI ini berbeda dari pabrik tempe biasa. Jadi kita wajib pesan dulu tiga hari sebelum, jika mau membeli banyak, misal untuk acara masak. Kalau wisatawan hanya bisa membeli terbatas di sini,” ujar Sukhaeri, Kepala KOPTI Kabupaten Bogor, yang membawahi RTI kepada KompasTravel, Selasa (23/5/2017). Ia menjelaskan bahwa RTI dibangun sebagai role model para perajin tempe, agar produksi mereka memenuhi standar keamanan pangan.

“Standarnya meliputi produksi yang baik, peralatan tepat guna yang memenuhi standar keamanan dan kebersihan, dan memiliki prosedur yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujar laki-laki yang akrab disapa Heri.

Selain itu, tujuan RTI ini sebagai wisata edukasi ialah memperkenalkan kepada masyarakat bagaimana jika produk tempe dibuat dengan cara higienis, dan tertata. Tentunya hasilnya akan lebih baik, dari segi rasa, ketahanan, hingga wujudnya. Wisatawan juga bisa membandingkannya langsung di sini. Heri mengatakan, selain pengenalan dan edukasi mengenai proses tempe, di sini juga menjadi rujukan tata letak pabrik yang benar. Mengenai penataan ruang, sirkulasi udara, dan cahaya sinar matahari yang tepat guna.

Kini rumah produksi tempe ini sudah menjadi parameter produksi tempe dunia. Wisatawan yang datang karena penasaran ataupun ingin belajar langsung tak hanya dari Indonesia. Bahkan berbagai negara sering datang ke sini, seperti Jerman, Jepang, Amerika, Belanda, dan lebih dari 20 negara lainnya. Selain karena tempenya yang sudah terkenal ke mancanegara, RTI juga terkenal karena telah melahirkan berbagai pengusaha tempe di banyak negara. Seperti Rustono, “King of Tempe Jepang” yang juga sempat mempelajari tempe di RTI ini.

Sumber: Kompas.com

Penulis : Muhammad Irzal Adiakurnia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Wisata Rumah Tempe Indonesia, Melihat Produksi Tempe yang Diakui Dunia”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *