SEKILAS SEJARAH KOPERASI INDONESIA

 

KOPERASI DUNIA  

Filosofi koperasi dan sejarah koperasi dunia

Revolusi industri 13 abad yang lalu di Inggris menjadi tonggak peradaban modern yang melahirkan kapitalisme dan globalisasi. Kapitalisme ternyata memicu terjadinya imperialisme dan kolonialisme, kemiskinan dan kesenjangan. Di tengah tekanan akibat sistem ekonomi pasar itu, lahir koperasi konsumen pertama yang dimotori oleh kaum buruh di Rochdale, Inggris, tahun 1844.

Perkembangan Koperasi Dunia dan Profil ICA

Dari daratan Inggris, gagasan koperasi terus menggeliat ke segenap penjuru dunia, termasuk  mengilhami Raden Aria Wiraatmadja yang mendirikan koperasi bank simpan-pinjam di Purwokerto tahun 1895. Bernaung di bawah International Cooperative Aliance (ICA), koperasi dunia hari ini berjumlah 3 juta unit di 196 negara dengan anggota 1,2 miliar orang.

–         300 koperasi terbesar dunia beromzet 2,1 triliun dolar AS

–         Koperasi Dunia mempekerjakan 280 juta orang

–         Menaikkan kesejahteraan 3,5 miliar dari 7,5 miliar warga dunia.

Koperasi raksasa dunia beromzet hingga puluhan triliun rupiah mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan konglomerat swasta di negara-negara maju penganut sistem kapitalisme. Brand koperasi kelas dunia yang mudah dikenali antara lain: Rabobank, koperasi klub raksasa Barcelona dan Bayern Muenchen; koperasi es krim FrieslandCampina; koperasi minuman jeruk Sunkist; koperasi toko komponen ACE Hardware; dan koperasi ritel terbesar Singapura “NTUC Fairprice Cooperative”.

 

KOPERASI INDONESIA

Jatidiri koperasi Indonesia

Seabad setelah  koperasi pertama berdiri di Inggris, para Pendiri Bangsa Indonesia  menetapkan KOPERASI sebagai sistem ekonomi Indonesia Merdeka. Bisnis Koperasi yang sarat nilai dan selaras dengan budaya gotong-royong mendorong para Bapak Bangsa meletakkan  KOPERASI pada Ayat 1 Pasal 33 Konstitusi UUD 1945.

Wadah GerakaN Koperasi DEKOPIN

Komitmen besar Bung Hatta tentang arti penting KOPERASI ditunjukkan saat ia mendorong dan menghadiri Kongres Koperasi I di Tasikmalaya yang melahirkan DEWAN KOPERASI INDONESIA sebagai wadah tunggal gerakan koperasi NKRI. Dekopin hari ini ditopang oleh 58 induk koperasi, 34 Dekopinwil, 514 Dekopinda, dan 138.000 unit koperasi  dengan anggota lebih dari 45 juta orang yang tersebar di seluruh Nusantara.

 Profil Koperasi NKRI

Kontrubusi koperasi terhadap PDB memang masih relatih kecil, tetapi ratusan juta rakyat kelas menengah ke bawah, sangat terbantu dengan sistem ekonomi gotong-royong ini. Ratusan juta rakyat Indonesia yang terkendala akses dan syarat perbankan, tertolong oleh ribuan koperasi kredit dan koperasi simpan-pinjam. Puluhan juta petani, nelayan, pedagang, tukang, penenun, pengusaha UMKM, karyawan swasta, pegawai negeri, guru, buruh pabrik bisa bertahan dan bersaing di era pasar bebas karena mengorganisir potensi mereka dalam wadah KOPERASI.

Koperasi di semua sektor & Prestasi Tingkat Dunia

Koperasi-koperasi Indonesia bergerak di semua sektor kehidupan social ekonomi masyarakat Indonesia. Ratusan koperasi besar beromzet ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Beberapa koperasi mendapat kepercayaan Pemerintah untuk menyalurkan dana KUR dan dua koperasi sudah melantai di bursa efek.

Di tingkat dunia, Indonesia menempatkan Koperasi Telkom ‘Kisel’ beromzet 6 triliun rupiah masuk peringkat 94 dari 300 koperasi besar dunia tahun 2018. Prestasi masuk 300 koperasi besar dunia juga dicapai Koperasi Warga Semen Gresik tahun 2013.

 

KOMITMEN PEMERINTAHAN JOKOWI

Membangun Ekosistem Ekonomi Rakyat

Lima tahun terakhir, komitmen kuat Pemerintahan Joko Widodo  membangun ekosistem koperasi Indonesia sangat nyata melalui kebijakan, antara lain: penurunan bunga KUR hingga 6%, penyaluran KUR oleh koperasi, pungutan pajak ‘PPh Final’ hanya 0,5 persen kepada koperasi dan UKM, redistribusi tanah HGU dan pengelolaan hutan sosial oleh koperasi, penyerahan bantuan kapal dan alat tangkap hanya melalui koperasi nelayan, ribuan BUMDes bermitra dengan koperasi, desa wisata berbasis koperasi, dan revitalisasi 5.000 pasar tradisional.

Berbagai langkah tersebut mampu mendongkrak kontribusi koperasi terhadap PDB, dari 1,7% tahun 2014, naik menjadi 5,2% di akhir tahun 2020.

Digitalisasi Koperasi di Era Industri 4.0  

Hari ini, satu setengah abad setelah Revolusi Industri di Inggris, dunia memasuki Revolusi Industri 4.0. Ribuan koperasi di Tanah Air kini sudah menggunakan aplikasi digital untuk merekrut anggota, melakukan transaksi, mengajukan kredit, membuat laporan keuangan, mempromosikan produk koperasi melalui media sosial, serta menggelar Rapat Anggota, secara online.

Badai Pandemi Covid-19

Memasuki tahun 2020, badai pandemi Covid-19 mengguncang dunia. Ekonomi dunia terhenti seketika, tak terkecuali Indonesia. Wabah Virus Corona menghantam jantung ekonomi rakyat: KOPERASI dan UMKM. Pemerintah pun serentak mengeluarkan sejumlah ‘jurus jitu’ antara lain:

– Mengucurkan dana untuk subsidi bunga bagi UMKM sebesar Rp 34,15 triliun, insentif pajak untuk UMKM dan Koperasi sebesar Rp 123,01 triliun.

– Restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit UKM dan khusus untuk Koperasi melalui LPDB KUMKM.

– Memberikan kartu pra-kerja dan bantuan tunai langsung kepada UMKM

Gerakan Koperasi juga secara bergotong-royong membantu ekonomi anggotanya. Dekopin ikut mendorong Gerakan Koperasi dengan membentuk Tim Dekopin Peduli Covid-19.